FUNGSI DAN CARA KERJA EXPANSION VALVE

         Setiap mobil kini pasti dilengkapi dengan air conditioner agar mobil selalu terasa sejuk dan dingin. Di dalam AC sendiri terdapat beberapa komponen yang harus dirawat salah satunya yaitu expansion valve. Komponen ini termasuk salah satu komponen penting dalam proses penyejukan. 


           Katup ekspansi adalah komponen yang terletak di dekat antara dryer dan evaporator. Komponen ini bertugas untuk menurunkan tekanan freon agar dingin sebelum dihembuskan oleh evaporator. Lalu, apa saja fungsi dan bagaimana cara kerja dari katup ekspansi? Berikut ulasannya.


Fungsi Expansion Valve


        1. Menurunkan Tekanan Freon


          Fungsi yang pertama adalah untuk menurunkan tekanan atau mengabutkan cairan pendingin. Di dalam AC terdapat refrigerant atau cairan yang berfungsi untuk menyerap panas menjadi dingin.


          Di sini katup ekspansi yang bertugas membantu menurunkan tekanan refrigerant panas yang berasal dari kompresor untuk memudahkan proses pendinginan di evaporator. Akibatnya freon yang semula cair berubah menjadi uap.


        2. Mengatur Jumlah Freon


Fungsi selanjutnya yaitu untuk mengatur banyaknya cairan pendingin yang harus dikeluarkan menuju evaporator. Jumlah freon ini dikeluarkan berdasarkan suhu pada sensor di sensing tube. 


          Semakin panas atau tinggi suhu kabin yang terdeteksi maka katup ekspansi akan terbuka lebih lebar sehingga semakin banyak freon yang dikeluarkan. Sebaliknya jika suhu yang terdeteksi rendah atau dingin maka katup akan sedikit terbuka sehingga freon yang disalurkan juga sedikit. 


        3. Menyejukkan Freon


          Fungsi katup ekspansi yang terakhir yaitu untuk mendinginkan atau menyejukkan freon. Katup ini berperan pada proses pendinginan freon sehingga udara di dalam mobil menjadi sejuk. 


Katup ini akan mendinginkan freon hingga memiliki suhu yang sama dengan suhu yang disetel pada remot AC. 


Cara Kerja Katup Ekspansi


          Ketika freon mengalir menuju dryer selanjutnya freon akan mengalir menuju sensing tube. Sensing tube sendiri adalah komponen yang di dalamnya terdapat sensor dan membran untuk mengukur suhu atau tekanan freon. Selanjutnya sensor akan mendeteksi tekanan/panas yang keluar dari evaporator. 


Panas tersebut kemudian akan disalurkan menuju membran yang terletak dalam katup ekspansi. Ketika suhu panas maka membran akan membuka katup ekspansi menjadi lebar sehingga freon yang disalurkan ke evaporator semakin banyak. 


Fungsi Expansion Valve

          Ada beberapa fungsi dari expansion valve selain menyalurkan freon yang akan dikeluarkan pada evaporator AC mobil. Komponen yang satu ini memegang kendali penting dalam proses pergerakan freon pada AC. Berikut adalah ulasan seputar fungsi dari katup ekspansi pada AC mobil.


Mendinginkan Temperatur Freon atau Refrigerant

Fungsi Expansion Valve pada AC mobil yang pertama adalah berperan dalam proses pendinginan temperatur refrigerant atau freon. Komponen ini akan membuat freon mengalami penurunan suhu, sehingga bisa disalurkan dan menyebar yang akan membuat udara di mobil terasa dingin.


Katup ekspansi ini mampu menurunkan tekanan freon AC mobil hingga suhu -30 derajat Celcius. Hal ini berfungsi untuk mempersiapkan udara dingin sesuai dengan suhu yang disetel pada AC. Proses pendinginan freon pada AC mobil tergantung pada cara kerja dari katup ekspansi ini.


Mengatur Banyaknya Freon yang Disalurkan ke Evaporator

          Mengatur banyaknya freon yang akan disalurkan menuju Evaporator merupakan fungsi berikutnya dari katup ekspansi. Jumlah freon yang akan disalurkan ke evaporator ini akan disesuaikan dengan beban pendinginan AC.


Katup ekspansi akan mengabutkan freon dalam jumlah yang bergantung pada sensor panas dalam komponen sensing tube. Apabila sensor panas ini derajat…

 


Pengertian Receiver Tank

          Air Receiver Tank adalah tangki yang berfungsi untuk menyimpan udara. Tangki ini memiliki fungsi sebagai kompresi udara dan tekanan udara sebagai sumber stabilisasi. Tangki tekanan udara bisa menghilangkan atau mengurangi berkala udara aliran denyut dari kompresor udara, menstabilkan tekanan dalam pipa, pasokan listrik ke pipa untuk menyelesaikan program operasi pneumatik setelah berhenti mesin.           

Air Receiver Tank adalah tangki yang berfungsi untuk menyimpan udara. Tangki ini memiliki fungsi sebagai kompresi udara dan tekanan udara sebagai sumber stabilisasi. Tangki tekanan udara bisa menghilangkan atau mengurangi berkala udara aliran denyut dari kompresor udara, menstabilkan tekanan dalam pipa, pasokan listrik ke pipa untuk menyelesaikan program operasi pneumatik setelah berhenti mesin. Tangki penerima udara ini dirancang sesuai dengan standar teknologi canggih dan sistem kontrol otomatis. Tersedia model vertikal dan model horisontal. Bagian body tangki dilapisi Ra0.45, dan bagian luar dilapisi epoxy coating yang membuat tangki tekanan udara terlihat cantik dari luar. Air Receiver Tank ini juga sudah dilengkapi dengan pressure gauge dan drain valve.

Kegunaan Receiver Tank

          Setiap kompressor udara umumnya dilengkapi dengan air receiver tank atau tabung angin dengan ukuran bervariasi sesuai dengan ukuran kompressor tersebut.

Ada 3 fungsi utama dari air receiver tank, yaitu:

1. Tempat penyimpanan udara tekan yang dihasilkan oleh kompressor sebelum udara tekan digunakan. Udara yang dihasilkan dari kompressor tidak bisa langsung dipergunakan tanpa terlebih dahulu ditahan di dalam tabung sampai tekanan kerja tertentu.

2. Untuk menurunkan temperatur dari udara tekan. Udara tekan yang dihasilkan dari kompressor umumnya panas, saat memasuki air receiver tank temperatur akan turun sebagian uap air juga akan terkondensasi. Hal ini juga mengurangi beban kerja dari air dryer.

3. Sebagai buffer tekanan di dalam sistem piping. Semakin jauh 1 titik penggunaan dari kompressor maka tekanan udara di titik tersebut semakin rendah. Dengan adanya tabung di ujung pipa akan membuat tekanan di titik tersebut tidak turun. Prinsip ini sama dengan sistem loop dalam instalasi pipa udara tekan.

Air Receiver Tank / Tangki Penerima Udara adalah tangki yang berfungsi untuk menyimpan udara yang berasal dari kompresor angin. Tangki penerima udara dirancang sebagai penyangga pasokan untuk memenuhi lonjakan permintaan jangka pendek yang dapat melebihi kapasitas kompresor angin.

Air Receiver Tank penting untuk setiap sistem udara terkompresi sebagai:

·         Penyangga dan menyediakan penyimpanan untuk jangka pendek dari permintaan yang tinggi.

·         Penerima untuk mengurangi kinerja kompresor angin dan meningkatkan kinerja sistem.

·         Tahap pertama dari pemisahan kelembaban, dan harus dilengkapi dengan saluran kondensat untuk memastikan fungsi yang tepat.

·         Semua tangki penerima angin ini dilengkapi dengan katup pengaman dan alat pengukur tekanan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pengertian Check Valve

          Check valve adalah alat yang digunakan untuk membuat aliran fluida hanya mengalir kesatu arah saja atau agar tidak terjadi reversed flow/back flow. Tekanan ke depan akan membuka saluran, sementara tekanan sebaliknya akan menutup saluran.

Penggunaan check valve dalam instalasi hydrant

Penggunaan check valve dalam instalasi hydrant sering ditemui pada rangkaian sistem pompa. Urutan pemasangannya adalah Flexible Join > Check Valve > Gate Valve. Urutan ini harus sesuai dan pemasangan check valve tidak boleh sampai terbalik, tanda arah panah harus menghadap ke atas. Apabila terbalik maka arah aliran air justru tertutup dan dapat mengakibatkan pecahnya check valve itu sendiri atau bahkan semua jaringan pipa.

Lalu apa yang terjadi apabila kita melewatkan penggunaan check valve ini? Adapun kerugiannya apabila terjadi arus balik / backflow adalah dapat mengakibatkan impeller pompa menjadi rusak. Penempatan check valve ini yaitu di rangkaian pompa dan juga pada Siamese connection. Untuk penggunaan pada Siamese connection, pemasangannya justru harus menghadap ke bawah menuju ke jalur pipa hydrant.

Pengertian Check Valve dan cara kerjanya

Cara kerja check valve yaitu saat aliran sesuai dengan arahnya, laju dari aliran tersebut akan melewati disk atau plug, sementara apabila terdapat aliran yang berlawanan, maka plug tersebut akan tertutup, sehingga tidak akan terjadi aliran balik yang masuk lagi ke dalam pipa. Maka dari itu keberadaan check valve ini sangatlah penting, jadi jangan sampai tertinggal saat anda menyusun suatu rancangan fire hydrant.

Fungsi Check Valve

·         Mencegah Terjadinya Arus Balik

Seperti yang telah dijelaskan bahwa adanya aliran atau arus balik dapat merusak sistem maupun suatu alat. Pembalikan arah fluida ini akan membuat sistem yang bekerja menjadi gagal total atau kerjanya menjadi tidak efisien. Dan dalam pengertian & fungsi check valve dijelaskan bahwa katup ini dapat membantu mencegah terjadinya arus balik. Ketika terdapat arus yang berlawanan atau arus balik, maka katup akan menutup sehingga arus balik tidak akan mencapai sistem. Sehingga check valve sering digunakan pada berbagai saluran yang umum terdapat di kehidupan sehari hari, mulai dari saluran air, uap, maupun gas yang bisa dengan mudah ditemukan.

·         Mencegah Kontaminasi

Selain mencegah terjadinya arus balik atau back flow, check valve juga bisa membantu mencegah terjadinya kontaminasi yang tidak diinginkan. Contohnya ketika check valve digunakan pada sistem saluran air perumahan. Dengan adanya check valve yang diaplikasikan pada sistem, maka air kotor bekas cucian tidak akan mengalir ke area air yang bersih dan menimbulkan kontaminasi.

·         Menurunkan Tekanan

Fungsi lain dari check valve yaitu membantu menurunkan tekanan. Meskipun bukan fungsi utama, namun keberadaan katup tersebut yang memiliki struktur di tengah saluran membuatnya mampu menurunkan tekanan yang ada di dalam sistem. Itu karena sebelum dapat membuka katup, fluida yang bergerak cepat akan tertahan selama beberapa saat.

·         Vacuum Breaker

Dalam pengertian & fungsi check valve, katup jenis ini juga dapat berperan sebagai vacuum breaker. Misalnya ketika check valve dipasang pada bagian tutup di tangki penyimpanan air.

Adanya katup yang terbuka akan membiarkan udara masuk dan mengisi ruang vakum sepenuhnya. Kemudian setelah terisi penuh valve akan menutup dengan erat.

Prinsip kerja Check Valve

Pada dasarnya, check valve bekerja berdasarkan prinsip perbedaan tekanan. Jadi ketika tekanan inlet meningkat, maka katup akan terbuka. Dan sebaliknya, katup akan menutup apabila tekanan outlet yang meningkat. Untuk memahami prinsip kerja check valve ini, terdapat beberapa istilah yang sebaiknya dipahami.

·         Pertama yaitu tekanan inlet atau inlet pressure yang berarti tekanan dari hulu sumber fluida.

·         Kedua, ada tekanan outlet atau outlet pressure yang berarti tekanan dari luar.

·         Ketiga, tekanan retak atau cracking pressure yang merupakan tekanan minimal saat fluida mengalir. Keempat, closing pressure yaitu tekanan yang diperlukan guna menutup valve.

Dalam menjalankan prinsip kerja tersebut, ada beberapa bagian valve yang akan terlibat. Dimana konstruksi bagian dalam check valve ini relatif sederhana. Pasalnya hanya terdiri atas tiga bagian saja, yaitu pegas desakan atau pressure spring, seal, dan pembuka tutup lubang yang berupa kerucut atau cone atau bola.

Jenis-Jenis Check Valve

·        Swing Check Valve

Apabila ditinjau dari pengertian & fungsi check valve, katup ini dibagi kembali menjadi beberapa jenis. Yang pertama ada swing check valve, dengan desain yang unik dan sederhana. Pada tipe ini dilengkapi dengan cakram yang menempel di bagian engsel atas. Sehingga saat terjadi back flow maka cakram akan terdorong turun dan menutup aliran.

·         Ball Check Valve

Ball check valve didesain dengan struktur yang sesuai dengan namanya, yaitu memanfaatkan bentuk yang menyerupai bola.

Pada tipe ini, ruang valve dibuat cukup besar dan tidak menggunakan pegas. Jadi bola akan terdorong ke atas dan membuka jalan fluida ketika tekanan inlet naik.

·         Lift Check Valve

Tipe ini biasanya dimanfaatkan untuk fluida gas, liquid, maupun stem yang memiliki flow tinggi. Tujuan penggunaannya di industri adalah untuk mencegah back flow ke steam trap, yang bisa mengakibatkan turbin uap mengalami korosi. Salah satu keuntungan saat menggunakan lift check valve antara lain pemeliharaannya yang mudah dan kesederhanaan desainnya.

·         Silent Check Valve

Pada sistem perpipaan air, jenis check valve ini lebih sering digunakan. Itu karena silent check valve mampu mengontrol serta melindungi lonjakan pressure pada saluran air. Adanya katup tersebut akan mencegah back flow sekaligus water hammer. Selain pada sistem perpipaan air, silent check valve juga banyak digunakan di industri manufaktur tekstil dan pabrik pengolahan kimia.

·         Dual Plate Check Valve

Dikenal pula dengan nama split disk check valve, pada pengertian & fungsi check valve tipe ini ideal untuk dipasang pada sistem perpipaan yang mempunyai jarak rapat. Pasalnya dual plate check valve akan membatasi penurunan tekanan secara keseluruhan dan memberi efisiensi hidrodinamik yang baik. Jadi sangat cocok apabila diaplikasikan untuk fluida yang memiliki tekanan ekstrim.

Kesimpulan

Pembahasan singkat mengenai check valve ini dapat digunakan sebagai gambaran bahwa penggunaan check valve memang penting dalam kehidupan sehari hari. Namun perlu diketahui bahwa check valve sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, sehingga penggunaannya perlu memperhatikan karakteristik setiap tipenya tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.    Pengertian orifice

Orifice adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur laju aliran volum atau massa fluida di dalam saluran yang tertutup (pipa) berdasarkan prinsip beda tekanan. Orifice Flow Meter adalah perangkat dengan lubang di dalamnya, yang fungsinya untuk mengukur laju aliran volume, membatasi aliran, atau mengurangi tekanan.

 Perangkat ini berlaku untuk pengukuran umum dalam cairan bersih, gas, dan aliran aliran. Ini kompatibel dengan diameter pipa dan dikenal sebagai solusi pengukuran aliran ekonomis pada ukuran garis yang lebih besar.

Prinsip Kerja Orifice Plate Flow Meter Orifice Flow Meter pada prinsip kerjanya menggunakan pressure difference dan bisa digunakan untuk high temperature maupun high pressure. Orifice flow meter disamping bisa digunakan untuk mengukur aliran liquid, gas juga bisa untuk diaplikasikan pada aliran Steam.

Flow meter yang dibuat dari bahan UPVC, PE dan PP atau PTFE sangat cocok sekali untuk aplikasi aliran chemical yang corosive. Pada Type Orifice flowmeter ini ada juga yang diaplikasikan untuk cairan material yang berat / kental seperti cairan slude pada proses WWT atau mengukur gas yang mempunyai humadity yang tinggi.

Prinsip Kerja Orifice Flow Meter

2.    Apa fungsi dari orifice?

Orifice meter adalah salah satu alat ukur untuk menghitung flow gas alam yang dijadikan kesepakatan antara penjual dan pembeli untuk menentukan volume pemakaian gas alam. Dalam perhitungan flow ini differential pressure, temperature dan komposisi gas sangat menentukan flow aliran gas.

Prinsip Kerja Orifice Flow Meter Meteran lubang menentukan laju aliran gas atau cairan dengan menggunakan prinsip Bernoulli, yang mengakui hubungan antara tekanan dan kecepatan fluida. Perangkat dipasang di jalur aliran, memungkinkan cairan melewatinya. Ketika penurunan tekanan terjadi antara bagian inlet dan outlet perangkat, besarnya drop akan digunakan sebagai dasar untuk menghitung laju aliran. Prinsip kerja ini identik dengan venturi meter.

Jenis meteran aliran Orifice Plate

Meter aliran pelat persegi, tepi konsentris

Aliran meter persegi – landai, eksentrik, orifice

Meteran alur orifice plate persegi, tepi

Aliran meteran Lubang Radius Kuadran Radius

Teknis Utama Parameter Orifice Plate Flow Meter

Medium

Gas/Steam

Liquid

Accuracy

Orifice flow meter:±1.5%

Orifice flow meter:±1.0%

Repeatability

0.2%

0.1%

Nominal diameter

DN10-DN3000

Range ratio

≥10:1

Operating pressure

≤42MPa

Medium temperature

≤800℃

Straight pipe requirement

Orifice flow meter:Upstream pipe 5-8D,downstream pipe4-8D

Keuntungan Orifice Plate Flow meter

Di bawah ini adalah keuntungan menggunakan flow meter orifice plate:

Orifice mudah dipasang dan dihapus.

Andal dan efisien untuk penggunaan jangka panjang.

Lebih murah dari tipe flow meter lainnya.

Sederhana dalam konstruksi.

Mudah dirawat.

Mengukur berbagai laju aliran dan memiliki aplikasi luas

Aplikasi Orifice Flow Meter

Orifice Flow Meter konsentris direkomendasikan untuk cairan bersih, gas, dan aliran uap ketika bilangan Reynolds berkisar antara 20.000 hingga 107 dalam pipa di bawah enam inci.

Karena persamaan aliran orifice dasar mengasumsikan bahwa kecepatan aliran jauh di bawah sonik, pendekatan teoritis dan komputasi yang berbeda diperlukan jika kecepatan sonik diharapkan.

Orfice for Viscous Flows

Orifice Flow Meter dapat dilengkapi dengan lubang pembuangan untuk mencegah penumpukan cairan yang terperangkap dalam aliran gas, atau dengan lubang ventilasi untuk mengalirkan gas yang terperangkap dari cairan.

Pengukur pelat orifice konsentris tidak direkomendasikan untuk fluida multi-fase dalam garis horizontal karena fasa sekunder dapat terbentuk di sekitar tepi hulu pelat. Dalam kasus ekstrim, ini dapat menyumbat pembukaan, atau dapat mengubah pola aliran, menciptakan kesalahan pengukuran.

Orifice Flow Meter eksentrik dan segmental lebih cocok untuk aplikasi semacam itu. Lubang konsentris masih lebih disukai untuk aliran multi-fase dalam garis vertikal karena akumulasi material lebih kecil kemungkinannya dan data ukuran untuk pelat ini lebih andal.

Orifice Flow Meter eksentrik mirip dengan konsentris kecuali bahwa bukaannya diimbangi dari garis tengah pipa. Pembukaan lubang segmental (Gambar 2-4C) adalah segmen lingkaran. Jika fase sekunder adalah gas, bukaan lubang eksentrik akan ditempatkan di bagian atas pipa.

plat meteran ini biasanya digunakan dalam ukuran pipa yang diameternya melebihi empat inci, dan harus dipasang dengan hati-hati untuk memastikan bahwa tidak ada bagian dari flensa atau paking yang mengganggu bukaan. Tap flange digunakan dengan kedua jenis pelat, dan terletak di kuadran yang berlawanan dengan bukaan untuk orifice eksentrik, sejalan dengan tinggi bendungan maksimum untuk orifice segmental.

Untuk pengukuran laju aliran rendah, sel d/p dengan orifice integral mungkin merupakan pilihan terbaik. Dalam desain ini, aliran proses total melewati sel d/p, menghilangkan kebutuhan akan garis timah. Ini adalah perangkat berpemilik dengan sedikit data yang dipublikasikan tentang kinerjanya; koefisien aliran mereka didasarkan pada kalibrasi laboratorium yang sebenarnya. Mereka direkomendasikan untuk cairan fase tunggal yang bersih hanya karena penumpukan dalam jumlah kecil pun akan membuat kesalahan pengukuran yang signifikan atau akan menyumbat unit.

Lubang pembatasan dipasang untuk menghilangkan tekanan berlebih dan biasanya beroperasi pada kecepatan sonik dengan rasio beta yang sangat kecil. Penurunan tekanan pada satu lubang restriksi tidak boleh melebihi 500 psid karena penyumbatan atau gangguan. Dalam instalasi orifice pembatasan multi-elemen, pelat ditempatkan kira-kira satu diameter pipa dari satu sama lain untuk mencegah pemulihan tekanan antara pelat.

Meskipun merupakan perangkat sederhana, pada prinsipnya adalah instrumen presisi. Dalam kondisi ideal, ketidaktepatan pelat orifice bisa berada di kisaran 0,75-1,5% AR. Pelat lubang, bagaimanapun, cukup sensitif terhadap berbagai kondisi yang menyebabkan kesalahan. Ketepatan dalam perhitungan lubang, kualitas pemasangan, dan kondisi pelat itu sendiri menentukan kinerja total. Faktor pemasangan meliputi lokasi dan kondisi tap, kondisi pipa proses, kecukupan pipa lurus, gangguan gasket, ketidaksejajaran lubang pipa dan lubang, dan desain garis timah.

Performa Orifice Flow Meter

Kondisi merugikan lainnya termasuk tumpulnya tepi tajam atau torehan yang disebabkan oleh korosi atau erosi, lengkungan pelat karena palu air dan kotoran, dan gemuk atau endapan fase sekunder pada kedua permukaan orifice. Salah satu kondisi di atas dapat mengubah koefisien debit orifice sebanyak 10%. Dalam kombinasi, masalah ini bisa lebih mengkhawatirkan dan efek bersihnya tidak dapat diprediksi.

Oleh karena itu, dalam kondisi operasi rata-rata, pemasangan orifice tipikal dapat diharapkan memiliki ketidakakuratan keseluruhan dalam kisaran 2 hingga 5% AR. Pengukur pelat orifice kelas tahanan-transfer tipikal lebih akurat karena dapat dikalibrasi di laboratorium pengujian dan dilengkapi dengan bagian pipa yang diasah, pelurus aliran, fitting orifice senior, dan penutup yang dikontrol suhu.

 

 


ARTIKEL OLI PENDINGIN

 

A.  Pengertian oli pendingin

 Oli dipanaskan oleh objek pendingin dan kemudian biasanya melewati sebuah unit pendingin seperti oil cooler, biasanya jenis radiator, atau kurang umumnya water jacket.Suniso oil seri GS merupakan minyak pelumas (mineral oil) untuk oli kompresor AC dengan  kualitas premium, dirancang untuk digunakan sebagai oli kompresor pendingin. Pendinginan oli mengacu pada proses dimana oli digunakan sebagai pendingin.

 Oli Suniso 3gs, seri GS (oli suniso 4gs, oli suniso 5gs )  mampu bekerja dengan baik pada sistem yang menggunakan pendingin  HCFC dan CFC, seperti R22, R502 dan R12 ,menunjukkan stabilitas yang sangat baik dan  bekerja tanpa masalah di sistem pendingin menggunakan yang menggunkan refrigerant di atas.

 Selain itu, SUNISO GS  juga berfungsi sangat baik pada pendingin alami seperti R717 amonia, R600a isobutane dan R290 propane. Suniso oil seri GS diproses dari minyak mentah nafta ,diproses dengan menggunakan metode khusus , sehingga menjamin pelumasan yang sangat baik. Penggunaan Oli SUNISO seri GS juga telah diterima disetujui oleh semua produsen AC, kulkas, freezer, ternama di dunia.

B.  Kelebihan Suniso oil Seri GS

stabilitas yang baik, sehingga tidak bereaksi dengan unsur lain. stabilitas thermal yang baik, sehingga mencegah terjandinya penumpukan karbon pada bagian panas dalam kompresor.

Mengandung kandungan lilin yang sedikit, sehingga mencegah terjadinya pengendapan pada suhu rendah.memiliki sistem emulsi yang baik, sehingga oli tidak terpisah.Memiliki kekentalan yang sesuai dengan kebutuhan kompresor. Tidak tercampur kontaminasi, sehingga mencegah terjadinya cacat pada kompresor

3GS (Kaleng), Density (15°C) : 0.909 g/cm3 , Color (ASTM) : L0.5 ,Viscosity (40°C) : 29.5 mm2/s ,Viscosity (100°C) : 4.31 mm2/s ,Flash Point (COC) : 178 °C ,Pour Point : -40 °C ,Total Acid No. : 0.01 mgKOH/g  ,Aniline Point : 75.4 °C ,Water : 20 ppm ,Floc Point : -53 °C

OLI SUNISO

GAMBAR

HARGA

Suniso 3GS (Jeriken)

oli suniso 3gs

Call

Suniso 4GS (Jeriken)

oli suniso 4gs

Call

Suniso 5GS (Jeriken)

oli suniso 5gs jeriken

Call

Suniso 3GS (Kaleng)

oli suniso 3gs kaleng

Call

Suniso 4GS (Kaleng)

oli suniso 4gs kaleng

Call

Suniso 5GS (Kaleng)

oli suniso 5gs kaleng

Call

Suniso SL32 (Jeriken)

oli suniso sl32 jeriken

Call

Suniso SL68 (Jeriken)

oli suniso sl68 jeriken

Call

 

 

 

 

SISTEM PENDINGIN OLI

Untuk sistem pendingin secara umum sudah di bahas dalam sistem pendingin. Sekarang kita coba sedikit membahas pendingin oli. Semua sudah pasti tau oli atau minyak pelumas, fungsinya antara lain untuk pelumas, pelindung, pembersih dan pendingin. Untuk fungsi pendingin, oli cukup penting perannya dalam sebuah mesin, Oli bertanggung jawab besar terhadap suhu mesin. Radiator hanya bertanggung jawab untuk pendinginan bagian atas mesin, sedangkan sisanya (crankshaft, camshaft, timing gears, piston, baut, dan masih banyak lagi komponen mesin yang kritis didinginkan oleh oli).

Panas pada mesin dihasilkan oleh proses pembakaran bahan bakar dan gesekan antara komponen mesin. Ketika oli melewati bagian komponen mesin yang panas, panas dialihkan ke oli. Karena oli menjadi panas, maka oli tersebut perlu di dinginkan, bisanya oli tersebut di dinginkan menggunakan air tawar.

Proses penukaran panas ini terjadi di suatu alat  yang dinamakan Heat exchanger , dimana fluida yang di dinginkan adalah oli, sedangkan fluida yang mendinginkan adalah air tawar. Untuk peletakan Heat Exchanger pada mesin tertentu di letakkan jadi satu dengan mesin, namun ada juga yang terpisah dengan mesin sehingga memerlukan sistem perpipaan yang lebih banyak.

Heat Exchanger secara umum terdapat 2 tipe, yaitu tipe shell & tube (U-tube) dan tipe plate, namun sekarang tipe plate lebih cenderung di minati ketimbang tipe tube karena dari segi perawatannya, tipe plate lebih mudah untuk di bersihkan. 

 


 Sistem pendinginan oli sangat diperlukan dalam mendinginkan oli mesin, jika sistem pendinginan oli ini gagal atau rusak, maka oli akan menjadi over heat, yang akan menyebabkan oli menjadi sangat encer dan tidak akan dapat melakukan fungsinya dengan baik terhadap komponen dalam mesin, dan tentu saja akan sangat membahayakan mesin itu sendiri.

Untuk mesin – mesin sekarang sudah dilengkapi dengan safety device, sehingga jika oli menjadi sangat panas dan melebihi batas yang di ijinkan, maka mesin akan mati dengan sendirinya, dan pada layar monitoring akan muncul alaram kalau oli mesin terlalu panas. Tetapi kadang safety device mesin di anggap sepele oleh kebanyakan orang, sehingga jika terjadi kerusakan pada safety device tidak langsung dilakukan perbaikan, ini merupakan suatu kesalahan fatal menurut saya dan harus di hindari.

Dalam dunia perkapalan dan pelayaran, safety sangat di utamakan karena menyangkut nyawa dan lingkungan. Jika suatu persyaratan keselamatan tidak di penuhi oleh suatu kapal, maka kapal tidak akan mendapatkan ijin berlayar oleh pihak yang berwenang.

Pembuatan oil cooler menjadi komponen mobil dimaksudkan agar mesin dapat bertahan dengan lama. Untuk memperoleh tujuan tersebut, terdapat fungsi oil cooler yang sering terdapat pada mesin diesel dan tidak menutup kemungkinan juga dapat ditemukan pada mesin bensin.

C.  Fungsi Oil Cooler

Seperti namanya, oil cooler dapat dikategorikan ke dalam sistem pelumasan pada mesin. Oil cooler dapat ditemukan di depan, atas, atau samping mesin. Lantas, apa fungsi dari oil cooler pada sistem pelumasan?

Oil cooler dewasa ini dapat ditemukan pada motor dan mobil. Adanya komponen ini dapat membuat mesin kendaraan menjadi tetap prima karena kemampuannya yang dapat menjaga suhu oli mesin meskipun mesin dalam keadaan panas sekalipun.

Motor yang dilengkapi komponen oil cooler mampu menjaga kualitas tenaga dan mesin motor untuk menempuh perjalanan dalam jarak jauh. Terutama jika motor telah dimodifikasi dengan mengganti asli dengan knalpot racing.Pada motor, oil cooler tidak hanya untuk menjaga suhu oli. Celah antara dinding silinder dan piston dapat dijangkau oleh oil cooler ini. Keduanya membuat sistem pelumasan lebih terlindungi dan berjalan dengan lancar.

Selanjutnya, ada keuntungan lainnya yang diperoleh jika suhu oli dalam keadaan yang lebih dingin. Suhu oli yang dingin menambah kekentalan oli sehingga lebih awet dan mengurangi tingkat keausan pada mesin.

Fungsi Oil cooler sering dikaitkan mirip dengan radiator yaitu sama-sama digunakan sebagai pendingin. Namun, ada perbedaan dari kedua sistem yang dijalankan. Oil cooler menggunakan oli untuk mendinginkan mesin berbeda dengan radiator yang menggunakan air coolant.

Jenis Pendinginan pada Oil Cooler

Dalam pengaplikasiannya, oil cooler terbagi menjadi dua tipe berdasarkan media yang digunakan dalam proses pendinginan. Dua tipe tersebut dapat dilihat pada penjelasan berikut ini.

1. Pendinginan Udara

Bentuk dari oil cooler yang menggunakan tipe pendinginan udara persis seperti bentuk radiator. Dalam pendingin udara biasanya terdapat sirip. Sirip ini kemudian digunakan juga pada oil cooler dan dilengkapi dengan core.

Kedua bagian tipe ini nantinya akan menjadi wadah oli mengalir saat terjadi proses pendinginan. Dalam prosesnya, digunakan udara bebas untuk melepaskan panas seperti nama yang diberikan.